PusaranNews.id, Pesisir Barat – Proyek Peningkatan Jalan Wisata di Pantai Wisata Lintik-Mandiri yang sumber dananya menggunakan APBD Kabupaten Pesisir Barat Lampung, Tahun anggaran 2022 dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp8.714.375.000, terkesan dikerjakan asal jadi.
Sekretaris komisi II DPRD Pesisir Barat dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan) Erwin Goestom melakukan peninjauan kembali berama Dinas PUPR ke lokasi proyek dimaksud, Senin dan Kamis (17-20/10/2022).
Dilokasi proyek Erwin yang juga disaksikan oleh pihak dari dinas PUPR setempat melihat langsung pembongkaran dinding drainase yang diduga dikerjakan asal-asalan.
Terlihat saat pembongkaran dibagian dalam dinding drainase sangat minim tidak menggunakan material semen, hal tersebut terlihat ketika politisi PDI- Perjuangan itu dengan mudah mengangkat dan memisahkan satu persatu batu yang disusun, Bahkan hanya dengan menyenggolkan kakinya, talud tersebut langsung roboh.
Mendapati buruknya kualitas proyek yang menelan dana 8 milyar lebih tersebut, Erwin Goestom meminta kepada pihak dinas untuk lebih intens lagi memberikan pengawasan.
“Jangan asal jadi seperti ini, ini proyek dengan nilainya fantastis mengunakan uang rakyat, tolong dikerjakan dengan baik, jangan asal asalan seperti ini”, tegas Erwin.
Dilokasi yang sama kabid Bina Marga dinas PUPR Pesisir Barat, Adrian Sani mengakui bahwa pihaknya sudah dua kali melakukan teguran ke pihak kontraktor pelaksana, tapi mereka tetap membandel.
“Kami sudah menegur pihak ketiga bahkan sudah dua kali, tapi masih saja, ya seperti ini hasilnya,” ujar Sani.
Lanjutnya, pihak PUPR Pesisir Barat tidak akan menerima hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan RAB kontrak kerja. “Kita mau semua hasil pekerjaaan kualitasnya bagus, kita juga meminta kepada pihak kontraktor pelaksana untuk membongkar semua pekerjaan yang tidak sesuai RAB kontrak”, ucapnya.
Dilokasi yang sama, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, pengerjaan jalan wisata pantai Mandiri- Lintik, Agus Wijaya menyampaikan hal yang sama
“Kami sudah dua kali memberikan teguran tertulis, namun tidak diindahkan. Kami tidak akan terima pekerjaan yang tidak sesuai di RAB kontrak kerja”, ucap Agus.
Buruknya kualitas pekerjaan pembuatan talud drainase diakui oleh Samsul selaku sub kontraktor pekerjaan pembuatan talud drainase.
“Saya juga kaget, saya beberapa hari ini tidak berada dilokasi, pas saya tahu bermasalah seperti ini, saya langsung perintahkan anak buah saya bongkar dan membangun kembali talud drainase dimaksud,” ujar dia. (Try)