PusaranNews.id, Lampung Barat – Akses jalan Pekon Wayngison Kecamatan Batuketulis Lampung Barat, dikeluhkan warga setempat dan para pengguna jalan, dimana jalan tersebut dibangun tahun 2021 lalu dari Dana Desa (DD) namun saat ini sudah hacur lebur, bahkan semakin sulit dilalui karena banyaknya lubang.
Pantawan Wartawan PusaranNews.id, dilapangan jalan yang lebarnya sekitar dua meter tersebut berada di Pemangku Wayhara jaya, sudah hampir 90% hancur, jika dilihat dari struktur pembangunannya itu asal jadi hingga tidak bertahan lama. Meneriknya lagi lapisan plastik berwarna biru, disekitaran coran masih nampah bagus, namun jalan sudah hancur, ini menunjukkan jika pembangunan jalan tersebut masih belum lama dilakukan.
Sementara Salah seorang warga setempat yang namanya tidak mau di publis, mengaku sangat kecewa dengan keadaan jalan yang baru dibangun namun sudah hancur, bahkan menurutnya pemerintah pekon setempat hanya menghambur-hamburkan uang negara saja.
“Seperti yang abang lihat begitulah jalannya, sudah hancur padahal belum lama di bangun, plastik birunya saja masih terlihat bagus namun jalannya sudah hancur. Kami berharap setiap adanya pembangunan pihak terkait dari pemkab harus berperan aktif, mengawasi hingga menilai hasilnya baru disahkan, jangan main mata, apa lagi ada tim pendamping pekon, itu apa gunanya kalau seperti sekarang ini hasilnya,” kata dia.
Pihaknya berharap, agar penegak hukum bisa memeriksa hasil pembabangunan yang menelan dana banyak ini malah hanya untuk main-main demi meraup keuntungan sepihak saja, sedangkan masyarakat dan negara dirugikan oleh oknum-oknum seperti ini.
“Akses jalan itu aktif dilalui masyarakat, karena itu akses menuju jalan besar selain itu juga akses masyarakat untuk menuju kebun dan mengeluarkan hasil buminya. Dengan keadaan jalan hancur seperti ini mambuat kami kesulitan saat melintas, bahkan saya sendiri hampir terjatuh karena masuk lubang bekas coran amburadul ini,” keluhnya.
Sementara itu Peratin Pekon Wayngison Alex belum bisa dimintai keterangan terkait keluhan warga tersebut, saat disambangi di kantornya dia sedang tidak berada ditempat, sedangkan dihubungi via telponnya meskipun aktif namun tidak diangkat, Wartawan ini juga berusaha koordinasi melalui WhatsAap, meskipun terkirim lagi-lagi hanya dibaca tanpa adanya jawaban. (Reflin)