PusaranNews.id, Lampung Barat – Sampai saat ini, kerugian peternak ikan air tawar di Kecamatan Lumbok Seminung Lampung Barat mencapai Rp240 juta dari jumlah ikan yang mati sebanyak 12 ton. Hal itu akibat dampak berubahnya air danau dari hijau kebiruan menjadi hitam kecoklatan.
“Saat ini kita masih terus melakukan pendataan jumlah ikan petani yang mati, karena sampai saat ini sudah 12 ton ikan jenis nila yang mati sia-sia,” Ungkap Sekretaris Dinas Perikanan Lampung Barat Religius kepada PusaranNews.id, Rabu 11 Januari 2023.
Lanjut dia, jika hasil pendataan kepada para petani pembudidaya ikan yang permodalannya dari perbankan, diupayakan diupayakan ada keringannan waktu pengembalian.
“Atas kejadian ini kami melaporkan dan koordinasi dengan dinas kelautan perikan provinsi tentang penomena alam, yang terjadi di Kecamatan Lumbok Seminung dengan harapan ada bantuan yang dapat meringankan pembudidaya,” harap dia.
Religius juga mengatakan, jika hari ini masih mengadakan uji kwalitas air Danau Ranau yang menyebabkan ikan tersebut mati, apakah memang benar dari blerang atau ada campuran lain.
“Kami juga masih nunggu hasil uji kwalitas air danau, jadi belum bisa memastikan apa penyebab habitat yang ada dalam air Danau seperti ikan-ikan tersebut bisa mati,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ribuan ikan mati mendadak di Danau Ranau Kecamatan Lumbok Seminung Lampung Barat, matinya ikan mendadak itu diketahui warga pemilik keramba, karena ikan-ikan yang disemai pada mengapung.
Menurut keterangan warga sekitar danau, air danau sekerika berubah warna, jika sebelumnya berwarna hajau kebiruan tiba-tiba berubah menjadi hitam kecoklatan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, saat itulah ikan-ikan yang didalam danau bermunculan dan mengapung karena mati mendadak.
Soni warga Pekon Kagungan mengatakan, ikan-ikan yang mati tersebut awalnya mengapung seperti mabuk, manum lama kelamaan menjadi mati, ribuan ikan baik yang dalam keramba apung milik petani ikan maupun ikan liar di danau ranau ikut mati.
“Sebenarnya kejadian seperti ini bagi kami, bukan sesuatu yang aneh, karena sudah sering terjadi, beberapa tahun yang lalu juga terjadi seperti ini, tanpa adanya tindakan husus akan normal kembali,” kata dia.
Lanjutnya, menurut kepercayaan orang setempat itu namanya bantilehan, atau penomena alam gunung seminung yang mengalami berubahan cuaca, sehingga air bisa berubah dan mengandung keasaman berlebihan hingga ikan akan mati.
“Pinggiran Danau Ranau Lumbok Seminung ini, dikelilingi oleh gunung, dan salah satu gunung yang aktif yakni gunung seminung, jadi bisa dimungkinkan berubahnya warna air itu datangnya dari dalam gunung yabg aktif tersebut, bahkan bisa jadi mengandung belerang,” ungkapnya. (Edi)