PusaranNews.id, Bandar Lampung – Hari raya kurban menjadi momen paling berharga bagi umat islam untuk saling berbagi dan merasakan pengorbanan dan kecintaan kepada kebaikan. Idul kurban menjadi sebuah pelajaran paling berharga bagi umat manusia atas semua kejadian menghadapi ujian dan cobaan sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail, AS.
Perasaan rela berkorban demi sesama sebagai bentuk kepedulian sosial telah dituangkan pula dalam sila ke 5 dari Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang telah disusun oleh para Pendiri Bangsa. Menurut anggota Komisi 2 DPRD Lampung Lesty Putri Utami , terkandung nilai-nilai Pancasila.
“Terdapat dua aspek Pancasila di dalamnya, yakni aspek spiritual dan sosial. Sebagian makna Idul Adha ada di Pancasila.,” tutur Lesty pada acara penyerahan sapi kurban di desa Jatiagung kecamatan Tanjungbintang, Minggu, 10 /7/2022
Pada aspek sosial, kata dia, bentuknya adalah berbagi. Bagi yang mampu berkurban, akan memberi masyarakat yang tidak mampu berkurban. Antara lain kelompok fakir, miskin, anak yatim piatu, dan sabilillah.
“Kalau yang muda mengatakan, cinta itu harus diwujudkan dengan pengorbanan. Dalam arti luas, perjuangan mesti disertai pengorbanan. Memberi dan Menerima. Saya pikir ketika kita tetap melestarikan budaya gotong royong, melaksanakan sesuai ajaran agama, saya kira pelajaran dari Idul Kurban luar biasa,” urai sulung mantan bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri itu.
Sementara dalam aspek spiritual, imbuhnya, kurban adalah sarana pembuktian keimanan umat Islam kepada Allah. Keimanan meliputi keikhlasan yang artinya ibadah yang dijalankan semata-mata karena Allah dan untuk menjalankan perintah-Nya. Dimensi spiritual itu merupakan cerminan sila pertama Pancasila. (*)