PusaranNews.id, Pesisir Barat – Ketua Umum Tim Penggerak-Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Pesisir Barat, Septi Istiqlal, menghadiri dan membuka secara resmi Kegiatan Pembinaan Tim Pendamping Keluarga (TPK), Selasa 7 Maret 2023.
Kegiatan bertempat di Aula Gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Kabupaten Pesisir Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan resiko stunting melalui pendekatan keluarga beresiko stunting, sesuai dengan Peraturan Presiden RI (Perpes) Nomor 72 Tahun 2021tentang Percepatan Penurunan Stunting (sebelumnya Perpres Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan perbaikan Gizi.
Ketua Umum TP-PKK Kabupaten Pesisir Barat, Septi Istiqlal, menyampaikan bahwa dalam rangka menurunkan angka stunting melalui pendekatan keluarga berisiko stunting, Pemerintah setempat melalui Dinas DP3AKB dan TP-PKK, membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK).
“Tim Pendamping Keluarga adalah sekelompok tenaga yang dibentuk dan terdiri dari Bidan, Kader TP-PKK dan Kader KB untuk melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial kepada calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0-59 bulan serta melakukan surveilans keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor-faktor risiko stunting,” ujarnya.
Lanjut dia, bahwa dalam berbagai kondisi, komposisi TPK dapat disesuaikan melalui kerjasama dengan Bidan dari Desa/Kelurahan lainnya atau melibatkan perawat maupun tenaga kesehatan lainnya.
“Kami memprioritaskan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran Percepatan Penurunan Stunting. Oleh sebab itu, diharapkan kepada TPK dalam pelaksanaan tugas untuk percepatan penurunan stunting agar menggunakan pendekatan intervensi yang komprehensif,” tambahnya.
Diakhir sambutan sekaligus membuka Pembinaan TPK Kabupaten Pesisir Barat tahun 2023, pihaknya berharap TPK yang langsung turun di lapangan, dapat mengetahui masalah yang ada di lingkup terkecil di tingkat Desa.
“Saya berharap adanya, penurunan angka Pravelensi (Proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka waktu tertentu) stunting berkisar 22,8% pada tahun 2022 menjadi dibawah 14% di tahun 2024 mendatang,” tegasnya. (tsn)